Wednesday, August 1, 2012

USUS MALAS / USUS PARALITIK / KEMBUNG TERUS MENERUS

Setelah menjalani operasi besar pada rongga perut misalnya operasi laparatomi eksplorasi (operasi dengan sayatan tengah perut ) kadang-kadang disertai dengan komplikasi terjadinya usus yang malas bekerja. Usus malas ditandai dengan adanya kembung, belum flatus / buang angin, mual dan muntah dan belum bisa BAB (buang air besar) untuk waktu yang relatif lama. Pada keadaan ini dokter akan memasang selang lewat hidung untuk membantu dekompresi / pengosongan isi usus . Pasien diharuskan puasa sehingga kebutuhan nutrisi didapat dari cairan infus. Pada keadaan yang sudah jauh lebih baik, pasien dapat diperbolehkan minum sedikit-sedikit atau hanya basah-basah bibir atau isap-isap permen. Sambil dievaluasi dengan melihat hasil produksi pada selang hidung, pasien dapat mulai melakukan mobilisasi bertahap, mika miki (miring kanan miring kiri), duduk bersandar, duduk tanpa bersandar, berdiri dan jalan. Jika dilakukan foto ronsen abdomen 3 posisi, kadang-kadang tampak seperti ada sesuatu yang menyumbat usus, dimana udara tidak mencapai daerah bawah. Meskipun demikian jika dokter tidak menemukan gambaran atau gerakan usus yang khas terlihat pada kasus dimana terjadi sumbatan yang memerlukan operasi segera, maka pengobatan pada pasien tersebut selain obat-obatan inti adalah puasa, puasa dan puasa. Foto ronsen abdomen 3 posisi biasanya akan diulang lagi untuk evaluasi. Pada pasien atau keluarga pasien yang kurang mengerti tentang penyakit yang ia derita, seringkali merasa khawatir, cemas karena harus tinggal lama di RS tanpa diperbolehkan makan dan minum disertai dengan kembung plus tanpa BAB dalam waktu lama. Pada kasus ini dibutuhkan kesabaran, ketaatan pasien untuk menerima instruksi dari perawat dan Dokter. Keluarga tentu saja memberikan semangat. Saran pada pasien dan keluarga pasien yang mengalami usus malas / usus paralitik setelah operasi 1) Pada saat dilakukan pemasangan NGT / selang melalui hidung, sering menimbulkan rasa tidak nyaman, dihadapi saja – tabah. 2 ) Sering harus dilakukan pemasangan kateter uretra (selang untuk BAK – buang air kecil) untuk menilai kecukupan cairan yang dimasukkan tubuh, alat ini juga sering menimbulkan rasa tidak nyaman. 3) Setiap hari harus mendisiplinkan diri untuk melakukan mobilisasi, mobilisasi jangan menunggu kalau perawat atau dokter datang. Tiap 8 jam belajar untuk miring kanan, jika belum sempurna miring / full miring maka punggung bisa diganjal dengan guling terlebih dahulu, kemudian 8 jam lagi miring kiri demikian seterusnya. Jika rasa sakit pada luka operasi sudah tak tertahan, mintakan obat penghilang rasa sakit pada perawat. Rasa sakit pada bekas luka operasi jangan menghalangi untuk melakukan mobilisasi. Hal ini lakukan terus menerus, tiap hari harus ada semangat untuk melakukan mobilisasi, tetapkan target untuk bisa duduk, berdiri dan jalan. Yang penting jangan lupa untuk terus semangat ! 4) Tetap bersabar jika melihat segelas teh manis hangat yang tersaji untuk keluarga yang menunggu, jangan tergoda untuk diminum begitu pula kalau melihat makanan atau buah di depan mata yang dibawa oleh pengunjung yang besuk. Jika tiba saatnya maka usus akan dapat bekerja lagi. Berikan dukungan moril pada pasien, agar dapat melewati keluhan tersebut dengan ikhlas. Ada yang ingin berbagi soal pengalaman mengalami “usus malas” sehingga harus berhari-hari bahkan berminggu-minggu istirahat di RS ?

USUS BUNTU - APENDIKS

Usus buntu atau appendix adalah organ yang letaknya disisi posteromedial dari sekum (bagian dari usus besar), kurang lebih 2,5 cm dibawah katup ileosekum. Panjangnya bervariasi, rata-rata 5-10 cm. Karena posisi-nya yang bervariasi, jika usus buntu mengalami peradangan (selanjutnya disebut apendisitis) sering mengakibatkan keluhan yang berbeda-beda. Dan karena posisinya berdekatan dengan banyak organ, jika terjadi apendisitis sering menampakkan gejala yang mirip dengan peradangan pada organ sekitarnya. Infeksi saluran kencing, batu pada saluran kencing, radang pada organ reproduksi wanita adalah salah satu dari kasus yang gejalanya hampir mirip dengan apendisitis. Pemeriksaan fisik yang baik dan atau disertai dengan pemeriksaan penunjang dapat menetapkan diagnosa apendisitis dengan baik. Radang usus buntu terpicu karena adanya sumbatan pada usus buntu. Sumbatan mengakibatkan pembengkakan usus buntu dan lama-lama tekanan intra-lumen apendiks meningkat, mengakibatkan dinding usus buntu rapuh dan perforasi / pecah. Awal serangan biasanya nyeri disekitar pusar bahkan pada banyak kasus menyerupai nyeri pada ulu hati / lambung. Lama-lama nyeri muncul pada daerah perut kanan bawah. Kualitas nyeri bervariasi tergantung dari banyak hal, antara lain apakah pernah mengkonsumsi obat antibiotik sebelumnya, apakah pernah mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri sebelumnya, letak usus buntu yang meradang dan seberapa parah kondisi usus buntu yang meradang. Pada awal serangan, peradangan masih terlokalisir di apendiks , dampaknya tidak sehebat jika peradangan sudah berlanjut. Gejala awal seperti menyerupai sakit maag yaitu nyeri uluhati, mual, muntah atau kembung dan dapat juga disertai diare terus menerus. Jika peradangan sudah berlanjut, infeksi biasanya sudah menyebar ke seluruh rongga perut akibatnya terjadi perluasan infeksi pada organ yang lain. Pasien dapat jatuh dalam kedaaan infeksi berat dan dapat menimbulkan kematian Penatalaksanaan sebagian besar harus dioperasi, dengan metode konvensional atau dilakukan dengan laparoskopi . Pada apendisitis infiltrat yang berupa massa biasanya dirawat selama beberapa hari untuk kemudian akan dioperasi setelah beberapa bulan kemudian. Mortalitas meningkat terjadi pada anak-anak, usia tua, kasus dengan keterlambatan diagnosa serta kasus apendisitis dengan perforasi (kondisi usus buntu yang sudah pecah) Hal-hal penting diketahui seputar apendisitis 1. Waspada jika sering mengalami keluhan nyeri pada ulu hati / lambung atau mengalami gejala-gejala yang mirip dengan sakit maag, atau mengalami diare terus menerus yang juga tidak kunjung reda meskipun telah diberikan obat-obatan, atau mengalami rasa mulas yang berkepanjangan disertai dengan sulit BAB dan atau BAB hanya berupa lendir atau cairan dan juga tidak membaik meskipun telah diberikan pengobatan. Segera konsultasi pada dokter bedah terdekat. 2. Diagnosa apendisitis tidak selalu disertai dengan jumlah sel darah putih / leukosit yang meningkat dalam darah 3. Untuk meminimalkan komplikasi setelah operasi, operasi dapat dilakukan dengan laparoskopi, selain menghasilkan komplikasi yang minimal, lama rawat juga menjadi lebih singkat 4. Perjalanan apendisitis sangat bervariasi, hal ini menimbulkan banyak perbedaan antara satu pasien dengan pasien lainnya. Perbedaan dalam hal operasi, ada yang sayatan dilakukan di kanan bawah, ada yang dilakukan di tengah perut atau ada yang dilakukan dengan laparoskopik. Ada yang harus disertai dengan pemasangan drain / selang di perut. Ada yang harus disertai dengan puasa 1-2 hari, setelah operasi selesai. Hasil akhir operasipun berbeda tergantung dari tingkat keparahan. Komplikasi setelah operasi, a.l perdarahan, infeksi juga banyak tergantung oleh banyak hal. Semakin ringan tingkat keparahan apendisitis maka kesembuhan dan lama rawat menjadi lebih singkat. 5. Jangan takut untuk menghadapi operasi karena pengobatan apendisitis satu-satunya adalah dengan operasi. Sebelum operasi, dokter bedah akan mempersiapkan kondisi pasien sampai layak untuk menjalani operasi, selain itu dokter juga akan memilih tehnik operasi yang sesuai dengan kondisi apendisitis yang diderita. Operasi pada tahap awal apendisitis dapat menurunkan kejadian komplikasi. 6. Apendisitis tidak ada hubungan langsung dengan kebiasaan makan jambu biji atau cabai. Dr.Laksmi Nawasasi

Langkah Dasar Make Up bagi pemula

Kamu suka mengenakan makeup tetapi masih ragu apakah urutan yang dilakukan sudah benar? Atau kamu termasuk pemula yang masih bingung baga...